Sabtu, 16 April 2016

TUGAS 3 SEMESTER 8

PERKEMBANGAN, PENGUNGKAPAN & PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH PENERAPAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD (IFRS)

A.  International Financial reporting Standard (IFRS)
IFRS adalah standar,interpretasi dan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (dengan tidak adanya standar atau interpretasi) yang diadopsi oleh dewan standar akuntansi internasional. Di sisi lain IFRS adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi keuangan (Dewangga, 2010). Struktur IFRS (International Financial Reporting Standarts) mencakup:
1) International Financial Reporting Standards (IFRS) yaitu standar yang diterbitkan setelah tahun 2001. 
2) International Accounting Standards (IAS) yaitu standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001. 
3) Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) yakni setelah tahun 2001. 
4) Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) yakni sebelum tahun 2001. International Accounting Standards atau yang lebih dikenal sebagai  International Financial Reporting Standard (IFRS), merupakan standar tunggal  pelaporan akuntansi yang memberikan tekanan pada penilaian (revaluation) profesional yang kuat dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai  substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu,

IFRS diterbitkan sebagai upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kerangnya transparasi informasi keuangan. Adapun tujuan penerapan IFRS adalah:
1. Memastikan bahwa laporan keuangan internal perusahaan mengandung informasi berkualitas tinggi.
2. Transparasi bagi penggina laporan dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
4. Meningkatkan investasi.

Sedangkan manfaat dari adanya suatu standar global, antaralain :
1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi lokal.
2.  Dapat membuat keputusan yang lebih baik.
3. Perusahaan – perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan mengenai merger dan akuisisi.
4.Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tinggi.

Kewajiban untuk menggunakan IFRS bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa efek (listed companies) merupakan salah satu perubahan paling signifikan dalam sejarah regulasi akuntansi (Daske dkk., 2008). Telah lebih dari 100 negara mengadopsi IFRS. Regulator berharap bahwa penggunaan IFRS dapat meningkatkan komparabilitas laporan keuangan, meningkatkan transparansi perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan sehingga menguntungkan investor.

Pada kenyataannya, pelaksanaan IFRS tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ada beberapa kendala maupun tantangan yang dihadapi dan masalah ini berbeda disetiap negara. Kartikahadi (2012) menyatakan permasalahan yang dihadapi Indonesia diantaranya adalah frekuensi perubahan IFRS yang relatif sering melakukan revisi atas standar yang dikeluarkannya. Sedangkan perlu waktu dan uang yang cukup untuk memahami dan mengaplikasikan sebuah standar akuntansi. IFRS menjadi sebuah tantangan baik dalam hal tantangan budaya, politik, dan hukum(Rezaee,dkk.,2010). Tantangan utama dari mengadopsi IFRS adalah biaya yang berkaitan dengan adopsi. Ini meliputi biaya untuk pelatihan staff/pendidikan dan penerapan informasi sistem teknologi.

B. Perkembangan IFRS di Indonesia
Lembaga profesi akuntansi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menetapkan bahwa Indonesia melakukan adopsi penuh IFRS pada 1 Januari 2012. Namun penerapan IFRS telah dimulai secara bertahap dengan penerapan 19 PSAK dan 7 ISAK baru yang telah mengadopsi IAS/IFRS mulai 1 Januari tahun 2010.2 Konvergensi IFRS ini merupakan salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota forum G-20, dengan mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Strategi adopsi yang dilakukan untuk konvergensi ada dua macam, yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan-tahapan tertenu. Strategi ini digunakan oleh negara-negara maju. Sedangkan pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia. PSAK dikonvergensikan secara penuh dengan IFRS di Indonesia melalui tiga tahapan yaitu :

Adopsi penuh IFRS diharapkan dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi yang terdiri atas manajemen laba, relevansi nilai laba dan relevansi nilai buku (Francis et al, 2004).

Dengan mengadopsi IFRS ini, Indonesia diperkirakan akan memperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK).
2. Mengurangi biaya SAK.
3. Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
5. Meningkatkan transparansi keuangan.
6. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal.
7. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
  
IFRS memiliki karakteristik, diantaranya :
1. IFRS menggunakan “Principles Base “ sehingga lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
2. Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
3. Membutuhkan proffesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
4. Menggunakan fair value dalam penilaian.
5. Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak

C. Pengungkapan Pelaporan Keuangan Perusahaan Sebelum dan Setelah IFRS
Sebelum IFRS
Sebelum digunakannya International Financial Reporting Standards (IFRS), akuntansi di Indonesia menggunakan menggunakan prinsip historical cost yaitu merupakan jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diserahkan atau memperoleh asset pada saat perolehan atau konstruksi, atau jika dapat diterapkan jumlah yang dapat distribusikan langsung ke asset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu (PSAK 19, revisi 2009). Kelemahan dari historical cost adalah kurang mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Hal ini biasanya memungkinkan peluang pihak menejemen untuk melakukan manajemen laba.

Setelah IFRS
Dampak adopsi IFRS pada laporan keuangan perusahaan dan pada manajemen perusahaan menunjukan IFRS memiliki dampak positif terhadap laporan keuangan, peningkatan ekuitas perusahaan, dan manajemen perusahaan menjadi lebih bertanggungjawab (accountable).
IFRS menekankan konsep nilai wajar. Nilai wajar itu sendiri berdasarkan FASB Concept Statement No. 7 adalah harga yang akan diterima dalam penjualan aset atau pembayaran untuk mentransfer kewajiban dalam transaksi yang tertata antara partisipan di pasar dan tanggal pengukuran. Penggunaan konsep IFRS akan berdampak terhadap laporan keuangan dan kinerja keuangan perusahaan karena terdapat perbedaan pengukuran terhadap nilai item-item laporan keuangan itu sendiri yang sebelumnya menggunakan konsep historical cost. Dibawah ini terdapat perbedaan antara pelaporan keuangan perusahaan sebelum dan setelah penerapan IFRS.
Tabel 1: Perbedaan Pelaporan Keuangan Perusahaan Sebelum dan Setelah Penerapan IFRS
Setelah IFRS
Sebelum IFRS
Komponen laporan keuangan lengkap terdiri atas :
-          Laporan posisi keuangan (neraca)
-          Laporan laba rugi komprehensif
-          Laporan perubahan ekuitas
-          Laporan arus kas
-          Catatan atas laporan keuangan
-          Laporan posisi keuangan komparatif awal periode dan penyajian retrospektif terhadap penerapan kebijakan akuntansi
Komponen laporan keuangan lengkap terdiri atas :
-          Neraca
-          Laporan laba rugi
-          Laporan perubahan ekuitas
-          Laporan arus kas
-          Catatan atas laporan keuangan
Pengungkapan dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca) :
Aset :
-          Aset tidak lancar
-          Aset lancar
Ekuitas :
-          Ekuitas yang dapat diatribuskan ke pemilik entitas induk
-          Hak non pengendali
Liabilitas :
-          Liabilitas jangka panjang.
-          Liabilitas jangka pendek
Pengungkapan dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca) :
Aset :
-          Aset tidak lancar
-          Aset lancar
Ekuitas :
-          Ekuitas yang dapat diatribuskan ke pemilik entitas induk
-          Hak non pengendali
Liabilitas :
-          Liabilitas jangka panjang.
-          Liabilitas jangka pendek
Penyajian liabilitas jangka panjang yang akan dibiayai kembali :
-          Liabilitas jangka panjang disajikan sebagai liabilitas jangka pendek jika akan jatuh tempo dalam 12 bulan meskipun perjanjian pembiayaan kembali sudah selesai periode pelaporan dan sebelum penerbitan laporan keuangan.
           
Penyajian liabilitas jangka panjang yang akan dibiayai kembali :
-          Tetap disajikan sebagai liabilitas jangka panjang
Pengakuan dan pengukuran :
-          Biaya historis.
-          Biaya sekarang ( apa yang harus dibayar hari ini untuk mendapatkan aset. Ini sering diperoleh dalam penilaian yang sama dengan nilai wajar).
-          Nilai realisasi (jumlah kas yang dapat diperoleh saat ini jika aset dilepas).
-          Nilai wajar.
-          Pengakuan pendapatan.
-          Pengakuan beban.
-          Pengungkapan penuh
Pengakuan dan pengukuran :
-          Biaya historis
-          Pengakuan pendapatan
-          Pengakuan beban
-          Pengungkapan penuh

D. Pengungkapan dan Pelaporan Tahunan Terbaik Periode 2015
Laporan keuangan merupakan bahasa yang digunakan oleh komunitas bisnis. Bahasa bisnis tersebut disusun berdasarkan standar akuntansi yang merupakan aturan-aturan pengukuran untuk laporan keuangan. Dalam perkembangannya, terdapat banyak dan berbedanya standar akuntansi yang berlaku sehingga menimbulkan masalah keterbandingan laporan keuangan. Kondisi ini tentu dapat dipahami karena dalam proses penyusunan standar akuntansi di suatu negara tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lokal suatu negara (Wolk et al., 2001: 4)

Pentingnya laporan keuangan dimana memberikan informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, dapat lebih berarti bagi pihak – pihak yang berkepentingan apabila laporan keuangan diperbandingkan untuk dua periode atau lebih dan dilakukan analisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang lebih jelas dalam mendukung keputusan yang akan diambil. Selain itu, dengan menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan, akan diperoleh semua jawaban yang berhubungan dengan masalah posisi keuangan dan hasil – hasil yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.

Tujuan utama laporan keuangan dibuat dan disajikan, ada 2, yaitu: (1) Untuk memberikan informasi tentang posisi dan hasil kinerja keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (investor, kreditur, dan pemerintah) dalam rangka membuat keputusan-keputusan bisnis., dan (2) Untuk menunjukkan pertanggung-jawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Sebuah laporan keuangan dikatakan baik dan memenuhi persyaratan bila disusun sedemikian rupa sehingga kedua tujuan tersebut bisa dicapai.

Sebagai lembaga keuangan terpercaya dan terbesar di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengadakan acara penganugerahan Annual Report Award (ARA) 2014, Jakarta, Selasa (22/9). Acara ini diadakan dengan tema “Akuntabilitas dan Transparansi Informasi Memenangkan Persaingan Bisnis dalam Era Integrasi Ekonomi ASEAN”. ARA terselenggara atas kerja sama tujuh instansi penyelenggara, yaitu Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian BUMN, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, Komite Nasional Kebijakan Governance, PT Bursa Efek Indonesia, dan Ikatan Akuntan Indonesia.

Annual Report Award (ARA) merupakan kompetisi tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 2002 yang melakukan penilaian terhadap kualitas penyajian informasi dalam Annual Report sebuah perusahaan. Tidak hanya semata-mata pengungkapan dalam Laporan Tahunan, Annual Report Award bertujuan untuk mendorong penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

Pada  tanggal 22September 2015, diselenggarakan acara penganugerahan Annual Report Award (ARA) 2014. ARA 2014 merupakan penyelenggaraan yang ke-14, dengan mengangkat tema “Akuntabilitas dan Transparansi Informasi untuk Memenangkan Persaingan Bisnis dalam Era Integrasi Ekonomi ASEAN”. Sejalan dengan tema ini, kualitas keterbukaan informasi dalam laporan tahunan diharapkan dapat terus meningkat untuk dapat menunjang pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan perbaikan dalam transparansi informasi, yang merupakan salah satu pilar GCG diyakini akan meningkatkan kesadaran perusahaan untuk menerapkan pengelolaan perusahaan dengan baik serta meningkatkan kesiapan perusahaan di Indonesia untuk bersaing, tidak hanya di lingkup nasional, tetapi juga di kawasan regional dan bahkan secara global. Sebagaimana yang selama ini telah dilakukan, ARA terselenggara atas kerjasama 7 (tujuh) instansi penyelenggara, yaitu Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian BUMN, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, Komite Nasional Kebijakan Governance, PT. Bursa Efek Indonesia, dan Ikatan Akuntan Indonesia.

Peserta ARA 2014 berjumlah 294peserta yang terdiri dari 274 perusahaan, 17 Dana Pensiun dan 3 Bank Perkreditan Rakyat. Jumlah peserta meningkat 13% dibandingkan peserta tahun lalu yaitu 261 perusahaan. Apabila dilihat perkembangan peserta sejak pertama kali ARA diselenggarakan tahun 2002 hingga saat ini, maka mengalami peningkatan sampai dengan 227%.

Gelaran ARA ini sendiri bertujuan untuk membangun daya saing ekonomi Indonesia untuk menyongsong integrasi ekonomi Asean 2014 melalui transparansi informasi, dengan indikator yang utama dalam menilai pemenang dilihat dari aspek implementasi good corporate governance (GCG). Sehingga, para pelaku pasar (investor) bisa memberikan kepercayaannya di pasar tanah air. Selain itu, ARA bermanfaat demi kemajuan perusahaan dan sebagai media komunikasi yang efektif kepada semua pihak untuk menjelaskan tentang kinerja dan prospek perusahaan di masa mendatang,
Daftar Pemenang Annual Report Award 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
No
Kategori
Peringkat
Nama Perusahaan
1
BUMN Non Keuangan Listed
Juara Umum
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
2
BUMN KEUANGAN LISTED
1
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
3
2
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
4
3
PT Bank Tabungan Negara(Persero) Tbk
5
BUMN  NON KEUANGAN LISTED
1
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
6
2
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
7
3
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
8
BUMN  KEUANGAN  NON LISTED
1
PT Asuransi Jasa Indonesia (Pesero)
9
2
Perum Jaminan Kredit Indonesia
10
3
PT TASPEN  (Persero)
11
BUMN  NON KEUANGAN NON LISTED
1
PT Pertamina (Persero)
12
2
PT Angkasa Pura II (Persero)
13
3
PT Bio Farma (Persero)
14
PRIVATE KEUANGAN  LISTED
1
PT Bank Victoria International Tbk
15
2
PT Bank Central Asia Tbk
16
3
PT Adira Dinamika Multifinance Tbk
17
PRIVATE NON  KEUANGAN  LISTED
1
PT Wijaya Karya BetonTbk
18
2
PT ElnusaTbk
19
3
PTAKR CorporindoTbk
20
PRIVATE KEUANGAN  NON LISTED
1
PT BNI Syariah
21
2
PT Bank Syariah Mandiri
22
3
PT Bank Mayora
23
PRIVATE NON  KEUANGAN  NON LISTED
1
PT Pupuk Kalimantan Timur
24
2
PT Pelayanan Listrik Nasional Batam
25
3
PT Garuda Maintenance Facility Aeroasia
26
BUMD LISTED
1
PT Bank DKI
27
2
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
28
3
PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur
29
BUMD NON LISTED
1
PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung
30
2
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
31
3
PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat
32
DANA PENSIUN
1
Dana Pensiun Bank Indonesia
33
2
DPLKPT Bank Mandiri (Persero) Tbk
34
3
Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia


REFERENSI :
         Ari Dewi Cahyati, 2011. “Peluang Manajemen Laba Pasca Konvergensi IFRS: Sebuah Tinjauan Teoritis Dan Empiris”, Jurnal JRAK Vol. 2, No. 1. UNISMA. (Diakses pada, 15 April 2016. 10:18 WIB).
        Ferry Danu Prasetya, 2012. “Perkembangan  Standar Akuntansi Keuangan Di Indonesia”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, VOL. 1, NO. 4. Unika Widya  Mandala. (Diakses pada, 15 April 2016. 13:00 WIB).
      Natalia Titiek Wiyani, S.Pd. “Standarisasi, Harmonisasi dan Konvergensi IFRS (International Finance Reporting Standar and Practices)”. (Diakses Pada, 16 April 2016. 16:41 WIB).
   Nur Cahyonowati, dan Dwi Ratmono. “Adopsi IFRS dan Relevansi Nilai Informasi Akuntansi”.Universitas Diponegoro. (Diakses Pada, 14 April 2016. 11:56 WIB).
       Nyoman Trisna Herawati. “Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Akuntansi Pengantar Di Perguruan Tinggi”. Universitas Pendidikan Ganesha. (Diakses Pada, 16 April 2016. 12:55 WIB).
         Sianipar, Glory Augutsa. 2013. Analisis Komparasai Informasi Akuntansi Sebelum dan Sesudah Pengadoposian Penuh IFRS di Indonesia. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013. (Diakses Pada 17 April 2016. 09:59 WIB)
         Sigit Hermawan, dan Ety Nur Zunaida, 2013. “Analisis Kesiapan Dan Pelaksanaan Perkuliahan Akuntansi Berbasis Konvergensi International International Financial Reporting Standards (IFRS)”, Jurnal Pendidikan Akuntansi, Vol. 1, No. 4. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. (Diakses Pada, 17 April 2016. 04:43 WIB).
      Vergiana Aprilicia, 2014. “Road Map International Financial Reporting Standard (IFRS) dan Implementasinya di Indonesia”. Jurnal JIBEKA Vol. 8, No. 1. Universitas Ma Chung Malang. (Diakses Pada, 15 April 2016. 19:54 WIB).
    Wahyu Hidayat., 2015.“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Implementasi PSAK Berbasis IFRS”, Universitas Lampung. (Diakses pada , 17 April 2016, 5:49)
       Yona Octiani Lestari. “Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) Dan Manajemen Laba Di Indonesia”. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. (Diakses Pada, 16 April 2016. 17:43 WIB).
          Website Resmi OJK: www.ojk.go.id (Diakses pada, 16 April 2016, 17:18 WIB).

Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Akuntansi Internasional

Ditulis oleh         : A. Anggraini
Dosen                 : Jessica Barus


UNIVERSITAS GUNADARMA