Sabtu, 26 Maret 2016

TUGAS 2 SEMESTER 8

A. PERBANDINGAN AKUNTANSI EROPA, AMERIKA, & ASIA
1. Analisa Komparatif Akuntansi di Amerika, Eropa, dan Asia
Sistem akuntansi di Amerika memiliki kesamaan dengan Inggris, hal ini dapat terjadi karena adanya dampak dari hubungan investasi dan historical diantara kedua negara tersebut. Sistem hukum dan bahasa dari Amerika juga sama yaitu berasal dari Inggris. Walaupun demikian, Amerika Serikat lebih banyak mengadaptasikan/menyesuaikan dibandingkan dengan hanya menerima tradisi akuntansi dari Inggris. Di Amerika Serikat, akuntansi lebih fokus pada perusahaan besar dan ketertarikan investor. Perlindungan dan keamanan investor diatur dan diwajibkan pada tingkat pemerintah federal di bawah Securites Act of 1933 dan Securities Act of 1934. The Securites and Exchange Commision (SEC) didirikan memiliki tujuan untuk mewajibkan hukum, dan rumus sekuritas sama halnya dengan mewajibkan standar akuntansi.

Sistem Akuntansi di Eropa lebih condong kearah kebutuhan petugas pajak dan fokus sedikit menuju pencerminan laba suatu perusahaan. Tetapi dalam beberapa tahun ini, Negara di Eropa telah mengalami pergeseran dari negara sosialis menuju ke gaya ekonomi pasar barat.

Sistem akuntansi di Asia mengalami kemunduran kepercayaan diri didalam pasar keuangan, yang berdampak pada krisis finansial. Salah satu jalan keluar dari hal ini adalah meningkatkan transparansi dan kualitas akuntansi dengan cara mengadopsi kualitas dan transparansi akuntansi, serta dengan cara mengadopsi kualitas yang lebih tinggi dari standar akuntansi.

Seiring dengan bisnis dan pasar keuangan yang telah banyak menuju internasionalisasi, begitu juga dengan perbedaan dalam akuntansi internasional yang menjadi lebih penting dari sudut pandang analisis pernyataan keuangan internasional. Perbedaan akuntansi internasional membawa sejumlah permasalahan dari sudut pandang analisis keuangan.

Pertama, sebagai usaha untuk menilai perusahaan asing, ada kecenderungan untuk melihat pendapatan dan data finansial yang lain dari sudut pandang negara asalnya, dan karena adanya bahaya dari mengabaikan efek dari perbedaan akuntansi. Kecuali perbedaan signifikan yang diambil ke dalam akun, mungkin dengan beberapa keterlibatan pernyataan ulang, ini mungkin mempunyai konsekuensi yang sangat serius. 

Kedua, kesadaran dari perbedaan internasional menyarankan perlunya untuk menjadi familiar dengan prinsip akuntansi negara asing sebagai tujuan untuk mengenal lebih baik data pendapatan dalam konteks pengukuran.

Ketiga, persoalan dari sifat yang bisa dibandingkan dan harmonisasi akuntansi  yang diulas dalam konteks dari kesempatan investasi alternatif. Beberapa aspek yang menyebabkan terjadinya perbedaan akuntansi di dunia antara lain :
a) Pertumbuhan Ekonomi, Semakin pesat pertumbuhan ekonomi semakin berkembang kegiatan bisnis dengan demikian juga demakin besar tuntutan informasi akuntansi perusahaan dari pemakai informasi.
b) Inflasi, Bagi negara-negara yang berpengalaman mengalami inflasi cukup tinggi standar akuntansinya mencakup standar akuntansi inflasi, sedangkan bagi negara-negara yang tidak pernah atau tidak sadar akan inflasi standar akuntansinya tidak mencakup masalah-masalah inflasi.
c) Sistem Politik, Untuk negara-negara yang menganut sisttem demokrasi, laporan keuangan yang disusun perusahaan di negara tersebut cenderung lebih transparan, lebih rinci dan lengkap. Hal ini disebabkan oleh tuntutan pemakai informasi yang kedudukannya kuat relatif sama dengan perusahaan atau organisasi penyaji informasikeuangan.
d) Pendidikan, Semakin maju pendidikan suatu negara semakin banyak ahli-ahli di bidang akuntansi. Semakin banyak akuntan ahli semakin canggih informasi akuntansi yang dapat diberikan kepada pemakai informasi. Dengan semakin maju tingkat pendidikanakuntansi, semakin banyak pula aktivitas riset di bidang akuntansi yang akan menambah kualitas standar dan praktik-praktik akuntansi.
e) Profesi Akuntan, Semakin maju ttingkat pendidikan dan ekonomi suatu negara, profesi akuntan juga semakin kuat dan kemungkinan besar profesi tersebut dapat mendorong perbaikan dan pengembangan akuntansi, baik standar maupun praktik akuntansi.
f) Peraturan Perpajakan, Undang-undang pajak di suatu negara mempunyai pengarruh terhadap perkembangan standar dan praktik akuntansi.
g)  Pasar  Uang dan Modal, Semakin maju pasar uang dan pasar modal di suatu negara maka semakin maju pula akuntansinya. Hal ini disebabkan oleh persyaratan perusahaan yang akan mendaftarkan sebagai perusahaan go public di pasar modal atau akan mendapatkan pinjaman di pasar uang, persyaratan tersebut adalah penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan harus disudit oleh akuntan publik.
h) Adanya perbedaan akuntansi di Seluruh dunia sudah tidak diragukan lagi  cukup signifikan untuk membuat pekerjaan dari analis keuangan sangat sulit dalam periode pembuatan perbandingan internasional.Jika sekarang kita focus pada beberapa pengukuran kunci dalam pemilihan beberapa negara besar seperti AS, Uni Eropa (termasuk di dalamnya Inggris, Belanda, Prancis dan Jerman), Brasil, Swiss, China dan Jepang, kita  bisa melihat variasi dari prinsip akuntansi yang digunakan bisa berpengaruh berbeda  terhadap pendapatan dan aset.

2. Standar dan Praktek Akuntansi (Eropa, Amerika, dan Asia)
§  Standar Akuntansi
Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS ) disusun oleh empat organisasi utama dunia. Organisasi tersebut yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional(IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC). Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan (Choi et al., 1999).

Komisi Masyarakat Eropa (EC) menekankan negara-negara anggota untuk menggunakan standar akuntansi internasional guna memasuki pasar modal pada banyak negara, sehingga mengurangi masalah operasional perusahaan multinasional dalam skala internasional. Penerapan standar akuntansi internasional di Eropa lebih bermotif untuk mempermudah jalan masuk ke pasar modal di banyak negara, khususnya Amerika Serikat dan negara-negara lokasi anak perusahaan.  Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC) bertujuan untuk mengembangkan konsensus internasional, pertukaran informasi penyusunan standar baku untuk melindungi investor, dan pengawasan yang memadai dalam pasar modal.

Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC) bertujuan untuk pengembangan profesi dan harmonisasi standar akuntan di seluruh dunia guna memberikan jasa yang konsisten dan memiliki kualitas yang tinggi guna kepentingan masyarakat (Choi, et al., 1999).

Masing-masing negara memiliki lembaga pengatur standar pelaporan keuangan. Setiap negara menggunakan standar pelaporan yang sangat mungkin divergen antara satu dengan yang lain. Tidak ada jaminan bahwa laporan-laporan keuangan yang disajikan di antara negara-negara yang berbeda tersebut dapat dibaca dengan bahasa yang sama. Perbedaan standar ini pada ujungnya juga akan menghambat para pelaku bisnis internasional dalam mengambil keputusan bisnisnya. Contoh Standar Akuntansi di Beberapa negara adalah sebagai berikut:
1)  Indonesia (di Benua Asia) memiliki Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sebagai satu-satunya standar yang diterima sebagai “Bahasa Bisnis” perusahaan-perusahaan di Indonesia.
2)   Amerika Serikat memiliki Generally Accepted Accounting principles (GAAP) yang diliris oleh Financial Accounting Standard Board (FASB).
3)  Uni Eropa memiliki Internal Accounting Standard (IAS) yang kini menjadi International Financial Reporting Standard (IFRS) yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB) dan seterusnya.

Standar akuntansi yang berkualitas sangat penting untuk pengembangan kualitas struktur pelaporan keuangan global. Standar akuntansi yang berkualitas terdiri dari prinsip-prinsip komprehensif yang netral, konsisten, sebanding, relevan dan dapat diandalkan serta berguna bagi investor, kreditor dan pihak lain untuk membuat keputusan alokasi modal (SEC, 2000, dalam Roberts, et al. 2005). Standar tersebut harus mencangkup :
a.    Konsisten dengan kerangka konseptual yang mendasarinya.
b.  Jelas dan komprehensif, sehingga standar tersebut dapat dimengerti oleh pembuat laporan keuangan, auditor yang memeriksa laporan keuangan berdasarkan standar tersebut, oleh pihak-pihak yang berwenang mengharuskan pemakaian standar tersebut serta para pengguna informasi yang dihasilkan berdasarkan standar tersebut.
c.   Menghindari atau meminimumkan adanya prosedur akuntansi alternatif, baik implisit maupun eksplisit dengan mengingat faktor comparability dan consistency.

§  Praktek Akuntansi
Kebutuhan dari pemakai laporan keuangan berbeda-beda sebagai contoh, kebutuhan dari negara-negara common law yaitu Amerika Serikat dan negara-negara persemakmuran Inggris yang berbeda dengan kebutuhan dari negara-negara code law seperti Perancis, Italia, Jerman, Spanyol, Belanda (Choi, et al., 1999), dan Akuntansi Perkoperasian di Indonesia yang belum tentu dibutuhkan di Amerika Serikat (Arja Sadjiarto, 1999). Meskipun banyak kritik terhadap standar akuntansi internasional, banyak pula dukungan terhadap standar akuntansi internasional. Hal ini karena beberapa organisasi peminjam internasional mendorong digunakannya standar akuntansi yang diterima secara internasional dan badan-badan pengawas pasar modal internasional semakin menuntut penggunan standar akuntansi internasional.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Amerika Serikat memiliki pengaruh yang cukup besar dalam kancah internasional dan sangat kuat hampir di segala aspek kehidupan. Kita sering mengalami kesulitan saat membedakan mana yang internasional dan mana yang Amerika. Faktanya, dalam dunia akuntansi saat ini standar akuntansi yang berlaku di Amerika Serikat disusun oleh  Financial Accounting Standards Board (FASB) dan telah diikuti oleh beberapa negara, baik secara langsung maupun telah dimodifikasi. Sementara itu, Internasional Accounting Standards  (IASs), yang dikeluarkan oleh  International Accounting Standards Committee (IASC), belum diikuti oleh semua negara, bahkan oleh negara-negara anggota yang tergabung dalam IASC tersebut. Namun sejauh ini yang menjadi leading dalam standar acuan adalah International Financial Reporting Standards (IFRS) yang dikeluarkan oleh  International Accounting Standard Board (IASB).

European Union mengadopsi IAS/IFRS sejak bulan Juni tahun 2000 dan mewajibkan semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Eropa untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan IAS/IFRS. Pengadopsian IFRS kemudian diikuti oleh negara lain di berbagai belahan dunia.

Di Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) meresmikan (grand launching) program konvergensi IFRS ke PSAK pada tanggal 23 Desember 2008 dan akan diberlakukan secara penuh pada tanggal 1 Januari 2012. Hoesada (2008, dalam Nunik, 2010) menyatakan bahwa, konvergensi IFRS terhadap PSAK akan menyebabkan PSAK yang tadinya ruled-based sekarang menjadi principle-based.

B. SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA AMERIKA, JEPANG, CINA, INDIA, MEKSIKO

1. Sistem Akuntansi Keuangan Negara
AMERIKA SERIKAT
Regulasi  dan Pelaksanaan Akuntansi
Sistem  akuntansi di Amerika Serikat bersifat Common Law serta diatur oleh sektor khusus yaitu Dewan Standart  Akuntansi Keuangan (Financial Accounting Standard Board- FASB), namun untuk kewenangannnya berada dibawah SEC ( Securities and Exchange Commisson). SEC memiliki kewenangan penuh untuk menjelaskan standar akuntansi dan laporan perusahaan publik akan tetapi bergantung pada sektor swasta dalam penerapan standarisasi tersebut. 

Prinsip Akuntansi yang Berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principles- GAAP) terdiri atas seluruh standar akuntansi keuangan, regulasi, dan peraturan yang harus dipatuhi dalam mempersiapkan laporan keuangan dengan komponen utama dari GAAP ini adalah SFASs. 

Pada tahun 2002 FASB dan IASB menandatangani Norwalk Agreement dengan tujuan untuk menghilangkan perbedaan yang muncul diantara standarisasi mereka serta mengkoordinasikan agenda pengaturan standarisasi sehingga permasalahan utama yang muncul dapat diselesaikan bersama. Pada tahun yang sama, tahun 2002 ditandatangani UU Sarbane-Oaxley Act  yang secara signifikan memperluas persyaratan AS dalam perusahaan pemerintah, laporan, penjelasan, serta regulasi profesi audit. 

Laporan Keuangan
Laporan Keuangan di Amerika Serikat meliputi:
1.  Laporan Auditor Independen
2.  Laporan Manajemen
3.  Laporan Keuangan Primer (Laporan Laba-Rugi, laporan arus kas, neraca, laba-rugi komprehensif, dan perubahan ekuitas pemegang saham)
4.  Diskusi Manajemen, Analisa hasil operasional, dan kondisi keuangan
5.  Perbandingan data keuangan selama 5 atau 10 tahun
6.  Data triwulan terpilih
7.  Penjelasan mengenai kebijakan akuntansi dengan dampak yang paling kritis pada laoran keuangan
8.  Catatan atas laporan keuangan

Patokan Akuntansi
·   Goodwill dikapitalisasi sebagai selisih antara harga pasar yang dipertimbangkan dengan harga pasar dibawah aset bersih yang diperoleh.
·      LIFO digunakan untuk tujuan kepentingan pajak.
·      Persediaan menggunakan metode FIFO, LIFO dan average.
·      Penggabungan bisnis dihitung seperti sebuah pembelian.
·      Aset berwujud dan tidak berwujud  inilai dengan harga perolehan.
·      Penyusutan dan amorrtisasi  ditentukaan dengan estimasi umur ekonomis.
·      Biaya penelitian dan pengembangan dibebankan saat terjadinya.
·   Penyesuaian mata uang asing megikuti  persyaratan dari SFASs No.52 yang berdasarkan pada tambahan fungsional mata uang asing untuk menentukan metodologi penyesuaian pertukaran mata uang asing.

JEPANG
Pembukuan dan laporan keuangan di Jepang menunjukkan adanya percampuran dari pengaruh internasional dan domestik. Untuk  memahami sistem pembukuan Jepang, kita harus memahami historis Jepang, kebudayaan, dan praktik bisnis yang dijalankan. Perusahaan Jepang memiliki keterkaitan terhadap ekuitas tersendiri, dan sering kali bergabung dengan firma milik pribadi yang lain. Keterhubungan daerah investasi industry konglomerat raksasa ini disebut keiretsu.

Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
Pemerintah nasional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap akuntansi Jepang. Regulasi akuntansi berdasarkan pada tiga badan hukum: undang-undang perusahaan (companuy low), undang-undang pertukaran dan sekuritas (securities and exchange law), dan undang-undang pajak penghasilan perusahaan (corporate income tax law). Ketiga badan hukum tersebut saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain yang disebut sebagai “sistem legal triangular.

Undang-undang perusahaan diatur oleh Ministry of Justice (MOJ). Hukum tersebut merupakan inti dari regulasi akuntansi di Jepang dan yang paling memiliki pengaruh besar. Semua perusahaan yang didirikan berdasrkan undang-undang perusahaan diwajibkan untuk memenuhi ketentuan akuntansi.

Berdasarkan Undang-undang perusahaan, laporan keuangan serta jadwal yang mendukung pada perusahaan kecil dan menengah merupakan subjek untuk audit hanya oleh auditor yang berwenang. Baik auditor berwenang atau independen, keduanya harus mengaudit laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan sesuai dengan undang-undang pertukaran dan sekuritas

Auditor yang berwenang tidak memerlukan kuallifikasi profesional dan ditugasi oleh perusahaan secara penuh. Audit berwenang biasanya fokus pada manajerial direktur dan baik bekerja sesuai dengan kewenangannya tau tidak. Auditor independen melibatkan pemeriksaan terhadap laporan dan catatan keuangan, serta harus dilakukan oleh akuntan publik bersertifikasi (certified public accountans - CPAs).

Laporan Keuangan
Perusahaan yang telah bergabung di bawah undang-undang perusahaan, dibutuhkan untuk mempersiapkan laporan yang berwenang untuk disetujui pada saat rapat pemegang saham, yang isinya antara lain :
1.    Laporan Laba Rugi
2.    Laporan atas perubahan ekuitas pemegang saham
3.    Neraca                    
4.    Jadwal terkait
5.    Laporan bisnis

Patokan Akuntansi
Metode pooling of interest (penyatuan saham) untuk bisnis gabungan digunakan pada situasi tertentu saja di mana tidak ada perusahaan yang mengawasi perusahaan lainnya. Sebaliknya, bisnis gabungan dihitung karenaadanya suatu pembelian. Goodwill dihitung dengan dasar harga pasar aset bersih yang didapatkan dan diamortisasi lebih dari 20 tahun atau kurang serta subjek terhadap tes penurunan nilai.

Metode ekuitas sering digunakan dalam berinvestasi pada perusahaan afiliasi ketika perusahaan induk memberikan pengaruh signifikan daripada kebijakan finansial dan operasional. Metode ekuitas juga digunakan untuk menghitung proyek gabungan, gabungan yang profesional tidak diperbolehkan. Dibawah standar stimulasi mata uang, kewajiban, dan aset dari anak perusahaan asing dihitung dengan tingkat kurs saat itu (akhir tahun), pendapatan dan beban dalam rata-rata, serta penyesuaian pertukaran mata uang asing berada dalam ekuitas pemegang saham.

Persediaan yang harus dihitung apakah sesuai dengan biaya atau lebih rendah atau nilai keuntungan bersih. LIFO, FIFO, serta metode biaya rata-rata semuanya menerima metode cost flow (arus biaya), dengan rata-rata yang paling populer. Investasi dalam saham dinilai pada harga pasar. Aset tetap dinilai pada biaya dan didepresiasi yang berkenaan dengan hukum perpajakan. Metode declining balance (saldo menurun) merupakan metode depresiasi paling umum. Aset bersih juga diuji dengan adanya penurunan nilai.

Kontrak sewa yang memindahkan kepemilikan terhadap penyewa dikapitalisasi. Sewa menyewa keuangan lainnya mungkin kapitalisasi atau dianggap sebagai kontrak operasional. Pajak tangguhan dipersiapan untuk perubahan sepanjang waktu dengan menggunakan metode kewajiban. Kerugian bersyarat juga dipersiapkan hingga terciptanya kemungkinan dan dapat diperkirakan. Dibutuhkan cadangan : setiap tahunnya perusahaan harus mengalokasikan sejumlah minimal 10 persen kas dividen dan bonus yang dibayarkan pada direktur dan auditor berwang hingga cadangan mencapi 25 persen dari saham.

CINA
o  Pada akhir tahun 1970-an, pemimpin Cina mulai menggerakkan ekonomi dari program terpusat gaya Soviet menuju sistem yang lebih berorientasi pasar namun masih dalam kendali partai komunis.
o  Ekonomi Cina saat ini digambarkan sebagai ekonomi hibrid, di mana negara bertugas untuk mengontrol komoditas dan industri strategis, sementara industri lainnya seperti perdagangan dan sektor swasta, ditumbuhkan dengan sistem berorientasi pasar.
o   Melihat perkembangan sistem ekonomi yang ada di Cina, maka sistem dan aturan akuntansi di Cina juga berubah seiring adanya reformasi ekonomi yang terjadi.

Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
o  Pada tahun 1992, Departemen Keuangan mengeluarkan Accounting Standards for Business Enterprises (ASBE).
o  ASBE adalah sebuah konsep kerangka kerja yang dirancang untuk menuntun perkembangan standar baru akuntansi yang ada yang pada akhirnya menyeragamkan praktik domestik dan menyeragamkan praktik akuntansi Cina dengan praktik internasional.
o  Kemudian, pada tahun 1998 Cina mendirikan sebuah Komite Standar Akuntansi Cina (The China Accounting Standards Committee-CASC) sebagai lembaga yang memiliki kewenangan dalam departemen keuangan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan standar akuntansi.
o  Pada akhirnya, tahun 2006 susunan baru ASBE dikeluarkan, dan ASBE ini menyajikan ketentuan standar akuntansi Cina yang pada hakikatnya sejalan dengan IFRS.

Pelaporan Keuangan
Periode pembukuan yang diminta sesuai dengan kalender tahunan. Laporan Keuangan terdiri atas :
1.  Laporan laba rugi
2.  Laporan perubahan ekuitas
3.  Laporan arus kas
4.  Neraca
5.  Catatan

Patokan Akuntansi
  • Biaya depresiasi didasarkan pada basis ekonomi.
  • Kapitalisasi dan Uji penurunan nilai tahunan diberlakukan untuk mendapatkan goodwill.
  • Penilaian persediaan menggunakan metode FIFO dan rata-rata.
  • Untuk menghitung usaha gabungan menggunakan metode ekuitas.
  • Penilaian aset menggunakan basis harga perolehan.
  • Penggabungan usaha dicatat menggunakan metode pembelian.

  INDIA
Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi 
o Akuntansi dipengaruhi oleh bangsa inggris.
o  Pengawasan terhadap pasar modal ada pada Securities and Exchange Board of India (SEBI).
o  Departemen Urusan Perusahaan pada tahun 1956 memperbaharui Akta Perusahaan yang berisikan Kitab Akuntansi. Menurut Akta tersebut, Kitab Akuntansi berisi :
a. Harus memberikan sudut pandang yang adil dan sebenarnya menyangkut status urusan perusahaan.
b.  Harus tetap pada basis akrual sesuai dengan sistem akuntansi pencatatan ganda.
o  Standar Akuntansi India atau Indian Accounting Standards (AS) diterbitkan oleh Dewan Akuntansi Standar (Accounting Standards Board), Standart Asuransi dan Auditing atau (Auditing Assurance Standards) diterbitkan oleh Dewan Audit dan Asuransi Standar.
o  Lembaga yang bertanggung jawab atas izin profesi Akuntansi, pengembangan standar dan proses audit adalah The Institute of Chartered Accountant of India. Institute tersebut berencana untuk mengadopsi IFRS secara penuh tanpa modifikasi.

Pelaporan Keuangan
1.  Neraca dua tahun
2.  Kebijakan Akuntansi dan Catatan
3.  Laporan Arus Kas
4.  Laporan Laba Rugi

Patokan Akuntansi
o  Penggabungan.
o  Goodwill.
o  Dikapitalisasi, diamortisasi dan diuji impairmentnya (pengurangannya).
o  Biaya persediaan dihitung yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai yang dapat direalisasi, FIFO, dan rata-rata.
o  Penilaian asset tetap memakai nilai wajar dan harga perolehan, sedangkan asset tidak berwujud diamortisasi lebih dari 10 tahun.
o  Sewa operasional dicatat sebagai biaya dengan metode garis lurus.
o  Untuk penggabungan usaha tidak ada standar akuntansinya, tetapi sebagian besar menggunakan metode pembelian, yang disebut dengan amalgamation.
o  Sewa pembiayaan dikapitalisasi dalam nilai lancar pasar dan didepresiasi terhadap masa penggunaan sewa         

MESIKO
Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
Sistem akuntansi yang diterapkan negara Meksiko adalah Code Law, dan standarisasi akuntansinya dikeluarkan oleh Council for Research  and Development of Financial Information Standards (Consejo Mexicano Para La  Investigacion y Dessarollo de Normas de Informacion  Financiera - CINIF).

Sedangkan untuk standarisasi proses audit dikeluarkan oleh Mexican Institute of Public Accountants (Instituto Mexicano de Contadores Publicos) melalui Auditing standards and Procedures Commision. Sistem akuntansi di Meksiko menggunakan pendekatan sistem Inggris-Amerika atau Anglo-Saxon, daripada pendekatan Eropa Kontinental. Prinsip akuntansi di Meksiko tidak membeda-bedakan antara perusahaan besar dan kecil, yang terutama dapat diaplikasikan ke semua bidang bisnis.

Laporan Keuangan
Laporan keuangan di Meksiko harus disesuaikan dengan tingkat inflasi yang sedang terjadi, dan harus meliputi :
1.  Neraca
2.  Laporan perubahan posisi keuangan
3.  Laporan perubahan ekuitas pemegang saham
4.  Laporan Laba-Rugi
5.  Catatan, merupakan bagian yang melengkapi laporan perubahan posisi keuangan, yang meliputi antara lain:
-    Komitmen untuk pembelian saham substansial atau dibawah hak kontrak
-    Rencana pensiun pegawai
-    Kebijakan akuntansi pada perusahaan
-    Penjelasan mendetail mengenai utang jangka panjang dan kurs mata uang asing
-    Batasan Dividen
-    Ketersediaan material
-    Transaksi  dengan perusahaan sejawat
-    Pajak
-    Jaminan

Patokan Akuntansi
o  Bisnis gabungan menggunakan metode pembelian.
o  Sewa guna usaha termasuk ke dalam operational lease atau financial lease.
o  Cadangan tak terduga tidak dapat diterima oleh GAAP Meksiko.
o Biaya penelitian dibebankan saat terjadinya, dan biaya pengembangan dikapitalisasi dan diamortisasi saat kemungkinan teknologi hadir.
o  Kerugian bersyarat diakui ketika mungkin terjadi dan dapat diukur.
o  Aset berwujud/ tidak berwujud didepresiasi / diamortisasi  berdasarkan masa manfaatnya (Biasanya tidak lebih dari 20 tahun).
o  Pajak tangguhan disediakan dengan menggunakan metode kewajiban.
o Goodwill  merupakan kelebihan harga pembelian terhadap nilai sekarang aset bersih yang didapatkan.

C. STANDAR PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN SERTA PENERAPAN IFRS      
1. IFRS di Amerika, Eropa, dan Asia
Dalam penerapan IFRS setiap negara mempunyai cara yang berbeda. Secara garis besar cara-cara yang dapat diambil tersebut dapat dibagi menjadi standarisasi, harmonisasi dan konvergensi. Standarisasi adalah penetapan aturan yang kaku, sempit dan terjadi penerapan standar/aturan tunggal dalam segala situasi. Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antar negara, oleh karena itu sulit untuk diimplemantasikan secara internasional (Tunggal, 2008).

IFRS (International Financial Reporting Standards and Practices ) merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC). IFRS juga merupakan suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya berdasarkan standar yang bisa diterima secara global. Jika sebuah negara beralih ke IFRS, artinya negara tersebut sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang akan membuat perusahaan (bisnis) bisa dimengerti oleh pasar dunia. IFRS diterbitkan sebagai upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan.

Saat ini IFRS telah menjadi trend topic yang hangat khususnya bagi para akuntan, auditor dan juga akademisi. Kemunculan IFRS serta konvergensinya juga telah mengundang berbagai pendapat ataupun persepsi dari semua pihak pemakai laporan keuangan termasuk didalamnya adalah para akuntan pendidik, mahasiswa dan praktisi (auditor, akuntan). Penelitian yang menggali persepsi terhadap konvergensi IFRS pun sudah banyak dilakukan.

Prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda antar negara mengakibatkan munculnya kebutuhan akan standar akuntansi yang berlaku secara internasional. Oleh karena itu muncul organisasi yang bernama IASB atau International Accounting Standar Board yang mengeluarkan International Financial Report Standards (IFRS). IFRS merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi berkualitas tinggi dan kerangka akuntasi berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian profesional yang kuat dengan pengungkapan yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi. IFRS seakan menjawab segala permasalahan akan kredibilitas dan transparansi pelaporan keuangan.

Adapun tujuan penerapan IFRS adalah: (1)Memastikan bahwa laporan keuangan internal perusahaan mengandung informasi berkualitas tinggi; (2)Transparansi bagi pengguna laporan dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan; (3)Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna; dan (5)Meningkatkan investasi. Ada beberapa alasan munculnya akuntansi internasional atau yang dikenal dengan IFRS yaitu: (1)Semakin luasnya jangkauan perusahaan multi nasional; (2)Adanya investasi dari dan ke luar negeri; (3)Fluktuasi keuangan yang menimbulkan perubahan kurs valas; dan (4)Di dalam pasar modal USA yaitu NYSE (New York Stock Exchange), dimana terdapat 1.200 perusahaan asing yang terdaftar.

Negara yang telah mengadopsi sistem IFRS contohnya seperti:
Amerika:   Usaha mengkonvergensi dengan IFRS meliputi: (a) Metode akuntansi penggabungan usaha, goodwill yang timbul dari akuisisi, pencatatan investasi dalam perusahaan asosiasi, penyusutan, akuntansi kemungkinan kerugian, leases keuangan, pajak tangguhan dan pencadangan untuk perataan penghasilan sudah sama dengan IFRS; (b) Penilaian asset, penilaian persediaan berbeda dengan IFRS.
Belanda:  Usaha mengkonvergensi dengan IFRS meliputi: (a) Peraturan yang sudah sama tentang akuntansi penggabungan usaha, pencatatan investasi untuk perusahaan asosiasi, penilaian asset, penyusutan asset tetap, akuntansi kemungkinan kerugian, leases keuangan, pajak tangguhan; (b) Peraturan yang belum sama tentang pencatatan goodwill, penilaian persediaan, perataan penghasilan.
Inggris:   Usaha mengkonvergensi dengan IFRS meliputi: (a) Persamaan UKGAAP dengan IFRS tentang metode penggabungan usaha, pencatatan investasi, penilaian asset, penyusutan, penilaian persediaan, akuntansi kerugian, Lease, pajak yang ditangguhkan; (b) Perbedaan dengan IFRS dalam hal perlakuan terhadap goodwill, adanya pencadangan untuk perataan penghasilan.
Jepang:    Usaha mengkonvergensi dengan IFRS meliputi: (a) Praktek akuntansi yang sudah sama tentang metode penggabungan usaha, pencatatan investasi, akuntansi kemungkinan kerugian, leases, pajak yang ditangguhkan; (b) Praktek akuntansi yang belum sama tentang goodwill, penilaian asset, penyusutan asset, penilaian persediaan, cadangan perataan penghasilan
Perancis:     Usaha mengkonvergensi dengan IFRS meliputi: (a) Beberapa aturan yang sama dengan IFRS adalah tentang metode penggabungan usaha, pencatatan invetasi, penilaian persediaan; (b) Sedang yang belum sama adalah tentanggoodwill, penilaian asset, penyusutan, leases, pajak yang ditangguhkan, ada cadangan untuk perataan penghasilan.
Indonesia:  Baru sedikit SAK di Indonesia yang sama dengan IFRS, yaitu tentang penyusutan, akuntansi untuk kerugian, leases, pajak yang ditangguhkan dan perataan penghasilan. Aturan yang lain belum sesuai dengan IFRS

2. Standar Pelaporan dan Pengungkapan 
Dalam akuntansi keuangan dikenal adanya standar yang harus dipatuhi dalam pembuatan laporan keuangan. Standar pelaporan dan pengungkapan suatu laporan keuangan, menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan Laba/ Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan (Chariri, 2009).
                                                                                                                
Laporan keuangan merupakan bahasa yang digunakan oleh komunitas bisnis. Bahasa bisnis tersebut disusun berdasarkan standar yang merupakan aturan-aturan pengukuran untuk laporan keuangan. Dalam perkembangannya, terdapat banyak dan berbedanya standar yang berlaku sehingga menimbulkan masalah keterbandingan laporan keuangan.

Agar pemahaman laporan keuangan menjadi lebih mudah, maka perlu ditetapkannya suatu aturan atau standar yang seragam. Atas dasar hal tersebut muncullah isu konvergensi. Dengan adanya konvergensi diharapkan dapat menjembatani persepsi yang keliru dalam mengartikan laporan keuangan karena semua negara aturannya seragam dengan pemahaman yang sama. Dengan konvergensi maka tidak ada lagi persepsi yang salah dalam menginterpretasikan laporan keuangan.

Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah membandingkan informasi keuangan entitas antarnegara di berbagai belahan dunia. Atas dasar hal tersebut muncullah isu konvergensi. Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu keadaan menuju satu titik pertemuan atau memusat. Konvergensi standar akuntansi pada dasarnya adalah penyamaan bahasa bisnis.

Setiap negara memiliki lembaga pengatur standar pelaporan keuangan. Indonesia memiliki Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sebagai satu-satunya standar yang diterima sebagai “bahasa bisnis” perusahaan-perusahaan di Indonesia. Amerika Serikat memiliki Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) yang dirilis oleh Financial Accounting Standard Board (FASB). Uni Eropa memiliki International Accounting Standard (IAS) yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Sejak 2008, diperkirakan ada sekitar 80 negara mengharuskan perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek global menerapkan IFRS dalam mempersiapkan dan mempresentasikan laporan keuangan.

Referensi 
   Arja Sadjiarto, 1999. “Akuntansi International : Harmonisasi Versus Standarisasi”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 1, No.2 : 144 – 161. Universitas Kristen Petra. (Diakses pada, 24 Maret 2016. 16:12 WIB).

        Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller. 2005. Akuntansi Internasional – Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

         Dewi Sri Marasanti. Dampak Konvergensi Standar Pelaporan Keuangan Internasional Terhadap Bisnis dan Pendidikan Indonesia. Politeknik Negeri Semarang. (Diakses Pada, 24 Maret 2016. 18:53 WIB).

            Dr. Agus Purwanto, SE., Msi., Akt dan Murni Ana Sulfia Situmarong, 2009. “Transisi Menuju IFRS dan Dampaknya Terhadap Laporan Keuangan : Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Listing di BEI”. Universitas Diponegoro. (Diakses pada, 24 Maret 2016. 15:21 WIB).

            Ferry Danu Prasetya. Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi-Vol, No.4, Juli 2012. Unika Widya Mandala Surabaya. (Diakses pada, 24 Maret 2016. 17:34 WIB).

            Heri Sukendar, W, 2009. “Konvergensi  Standar  Laporan  Keuangan Ke Standar  Pelaporan Keuangan  International, Apa dan Bagaimana”, Journal The Winners, Vol. 10 No.1 : 10-21. Universitas Bina Nusantara.(Diakses pada, 24 Maret 2016. 16:20 WIB).

            Indhira Kuspratiwi. Pengaruh Konvergensi IFRS dan Kepemilikan Saham Asing Terhadap Konservatisme Akuntansi. Universitas Sebelas Maret. (Diakses Pada, 24 Maret 2016. 15:42 WIB).

        Intan Immanuela. “Adopsi Penuh dan Harmonisasi Standar Akuntansi Internasional”. Universitas Widya Mandala Madiun. (Diakses pada, 24 Maret 2016. 19:05 WIB).

            Lea Emilia Farida dan Sirajudin, 2011. “Tinjauan Terhadap Konvergensi IFRS (International Financial Reporting Standarts) Dengan PSAK (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) Di Indonesia”, Jurnal INTEKNA, Tahun XI, No. 1 : 98 – 102. Politeknik Negeri Banjarmasin. (Diakses pada, 25 Maret 2016. 19:29 WIB).

            Natalia Titiek Wiyani, S.Pd. Standarisasi, Harmonisasi dan Konvergensi IFRS (International Finance Reporting Standar and Practices). (Diakses Pada, 25 Maret 2016. 10:10 WIB)

            Santyani Sinaga, Wahyudin Nor, dan Eva Wulandari, 2015. “Perbedaan Persepsi Akuntan Pendidik, Mahasiswa dan Praktisi terhadap Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) di Indonesia”. Universitas Sumatera Utara. (Diakses pada, 25 Maret 2016. 17:14 WIB).

                Zebua. 2008. Akuntansi Internasional. Jakarta : Mitra Wacana Media.


Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Akuntansi Internasional

Ditulis oleh         : A. Anggraini
Dosen                 : Jessica Barus

UNIVERSITAS GUNADARMA