A. PERBANDINGAN AKUNTANSI EROPA,
AMERIKA, & ASIA
1. Analisa Komparatif Akuntansi di
Amerika, Eropa, dan Asia
Sistem
akuntansi di Amerika memiliki kesamaan dengan Inggris, hal ini dapat
terjadi karena adanya dampak dari hubungan investasi dan historical diantara
kedua negara tersebut. Sistem hukum dan bahasa dari Amerika juga sama yaitu
berasal dari Inggris. Walaupun demikian, Amerika Serikat lebih banyak
mengadaptasikan/menyesuaikan dibandingkan dengan hanya menerima tradisi
akuntansi dari Inggris. Di Amerika Serikat, akuntansi lebih fokus pada
perusahaan besar dan ketertarikan investor. Perlindungan dan keamanan investor
diatur dan diwajibkan pada tingkat pemerintah federal di bawah Securites Act of
1933 dan Securities Act of 1934. The Securites and Exchange
Commision (SEC) didirikan memiliki tujuan untuk mewajibkan hukum, dan
rumus sekuritas sama halnya dengan mewajibkan standar akuntansi.
Sistem Akuntansi
di Eropa lebih condong kearah kebutuhan petugas pajak dan fokus
sedikit menuju pencerminan laba suatu perusahaan. Tetapi dalam beberapa tahun
ini, Negara di Eropa telah mengalami pergeseran dari negara sosialis menuju ke
gaya ekonomi pasar barat.
Sistem
akuntansi di Asia mengalami kemunduran kepercayaan diri didalam pasar
keuangan, yang berdampak pada krisis finansial. Salah satu jalan keluar dari
hal ini adalah meningkatkan transparansi dan kualitas akuntansi dengan cara
mengadopsi kualitas dan transparansi akuntansi, serta dengan cara mengadopsi
kualitas yang lebih tinggi dari standar akuntansi.
Seiring
dengan bisnis dan pasar keuangan yang telah banyak menuju internasionalisasi,
begitu juga dengan perbedaan dalam akuntansi internasional yang menjadi lebih
penting dari sudut pandang analisis pernyataan keuangan internasional.
Perbedaan akuntansi internasional membawa sejumlah permasalahan dari sudut
pandang analisis keuangan.
Pertama,
sebagai usaha untuk menilai perusahaan asing, ada kecenderungan untuk melihat
pendapatan dan data finansial yang lain dari sudut pandang negara
asalnya, dan karena adanya bahaya dari mengabaikan efek dari perbedaan
akuntansi. Kecuali perbedaan signifikan yang diambil ke dalam akun, mungkin
dengan beberapa keterlibatan pernyataan ulang, ini mungkin mempunyai
konsekuensi yang sangat serius.
Kedua,
kesadaran dari perbedaan internasional menyarankan perlunya untuk menjadi
familiar dengan prinsip akuntansi negara asing sebagai tujuan untuk mengenal
lebih baik data pendapatan dalam konteks pengukuran.
Ketiga,
persoalan dari sifat yang bisa dibandingkan dan harmonisasi akuntansi yang
diulas dalam konteks dari kesempatan investasi alternatif. Beberapa aspek yang
menyebabkan terjadinya perbedaan akuntansi di dunia antara lain :
a) Pertumbuhan Ekonomi, Semakin pesat
pertumbuhan ekonomi semakin berkembang kegiatan bisnis dengan demikian juga
demakin besar tuntutan informasi akuntansi perusahaan dari
pemakai informasi.
b) Inflasi,
Bagi negara-negara yang berpengalaman mengalami inflasi cukup tinggi standar
akuntansinya mencakup standar akuntansi inflasi, sedangkan bagi negara-negara
yang tidak pernah atau tidak sadar akan inflasi standar akuntansinya tidak
mencakup masalah-masalah inflasi.
c) Sistem
Politik, Untuk negara-negara yang menganut sisttem demokrasi, laporan keuangan
yang disusun perusahaan di negara tersebut cenderung lebih transparan, lebih
rinci dan lengkap. Hal ini disebabkan oleh tuntutan
pemakai informasi yang kedudukannya kuat relatif sama dengan
perusahaan atau organisasi penyaji informasikeuangan.
d) Pendidikan,
Semakin maju pendidikan suatu negara semakin banyak ahli-ahli di
bidang akuntansi. Semakin banyak akuntan ahli semakin
canggih informasi akuntansi yang dapat diberikan kepada
pemakai informasi. Dengan semakin maju tingkat pendidikanakuntansi,
semakin banyak pula aktivitas riset di bidang akuntansi yang akan menambah
kualitas standar dan praktik-praktik akuntansi.
e) Profesi
Akuntan, Semakin maju ttingkat pendidikan dan ekonomi suatu negara,
profesi akuntan juga semakin kuat dan kemungkinan besar profesi tersebut dapat
mendorong perbaikan dan pengembangan akuntansi, baik standar maupun praktik
akuntansi.
f) Peraturan
Perpajakan, Undang-undang pajak di suatu negara mempunyai pengarruh terhadap
perkembangan standar dan praktik akuntansi.
g) Pasar
Uang dan Modal, Semakin maju pasar uang dan pasar modal di suatu
negara maka semakin maju pula akuntansinya. Hal ini disebabkan oleh persyaratan
perusahaan yang akan mendaftarkan sebagai perusahaan go public di
pasar modal atau akan mendapatkan pinjaman di pasar uang, persyaratan
tersebut adalah penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan standar
akuntansi keuangan dan harus disudit oleh akuntan publik.
h) Adanya
perbedaan akuntansi di Seluruh dunia sudah tidak diragukan lagi cukup
signifikan untuk membuat pekerjaan dari analis keuangan sangat sulit dalam
periode pembuatan perbandingan internasional.Jika sekarang kita focus pada
beberapa pengukuran kunci dalam pemilihan beberapa negara besar seperti AS, Uni
Eropa (termasuk di dalamnya Inggris, Belanda, Prancis dan Jerman), Brasil,
Swiss, China dan Jepang, kita bisa melihat variasi dari prinsip akuntansi
yang digunakan bisa berpengaruh berbeda terhadap pendapatan dan aset.
2. Standar dan Praktek Akuntansi
(Eropa, Amerika, dan Asia)
§ Standar Akuntansi
Standar
Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS ) disusun
oleh empat organisasi utama dunia. Organisasi tersebut yaitu Badan Standar
Akuntansi Internasional(IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi
Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal
(IFAC). Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu
bernama Komisi Standar Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga
independen untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan
mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas
tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan (Choi et al., 1999).
Komisi
Masyarakat Eropa (EC) menekankan negara-negara anggota untuk menggunakan
standar akuntansi internasional guna memasuki pasar modal pada banyak negara,
sehingga mengurangi masalah operasional perusahaan multinasional dalam skala
internasional. Penerapan standar akuntansi internasional di Eropa lebih
bermotif untuk mempermudah jalan masuk ke pasar modal di banyak negara,
khususnya Amerika Serikat dan negara-negara lokasi anak perusahaan.
Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC) bertujuan untuk
mengembangkan konsensus internasional, pertukaran informasi penyusunan standar
baku untuk melindungi investor, dan pengawasan yang memadai dalam pasar modal.
Federasi
Akuntansi Internasioanal (IFAC) bertujuan untuk pengembangan profesi dan
harmonisasi standar akuntan di seluruh dunia guna memberikan
jasa yang konsisten dan memiliki kualitas yang tinggi guna kepentingan
masyarakat (Choi, et al., 1999).
Masing-masing
negara memiliki lembaga pengatur standar pelaporan keuangan. Setiap negara
menggunakan standar pelaporan yang sangat mungkin divergen antara satu
dengan yang lain. Tidak ada jaminan bahwa laporan-laporan keuangan yang
disajikan di antara negara-negara yang berbeda tersebut dapat dibaca dengan
bahasa yang sama. Perbedaan standar ini pada ujungnya juga akan menghambat para
pelaku bisnis internasional dalam mengambil keputusan bisnisnya. Contoh Standar
Akuntansi di Beberapa negara adalah sebagai berikut:
1) Indonesia
(di Benua Asia) memiliki Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mengeluarkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sebagai satu-satunya standar yang
diterima sebagai “Bahasa Bisnis” perusahaan-perusahaan di Indonesia.
2) Amerika
Serikat memiliki Generally Accepted Accounting principles (GAAP) yang diliris
oleh Financial Accounting Standard Board (FASB).
3) Uni
Eropa memiliki Internal Accounting Standard (IAS) yang kini menjadi
International Financial Reporting Standard (IFRS) yang dikeluarkan oleh
International Accounting Standard Board (IASB) dan seterusnya.
Standar
akuntansi yang berkualitas sangat penting untuk pengembangan kualitas struktur
pelaporan keuangan global. Standar akuntansi yang berkualitas terdiri dari
prinsip-prinsip komprehensif yang netral, konsisten, sebanding, relevan dan
dapat diandalkan serta berguna bagi investor, kreditor dan pihak lain untuk
membuat keputusan alokasi modal (SEC, 2000, dalam Roberts, et al. 2005).
Standar tersebut harus mencangkup :
a. Konsisten
dengan kerangka konseptual yang mendasarinya.
b. Jelas
dan komprehensif, sehingga standar tersebut dapat dimengerti oleh pembuat
laporan keuangan, auditor yang memeriksa laporan keuangan berdasarkan standar
tersebut, oleh pihak-pihak yang berwenang mengharuskan pemakaian standar
tersebut serta para pengguna informasi yang dihasilkan berdasarkan standar
tersebut.
c. Menghindari
atau meminimumkan adanya prosedur akuntansi alternatif, baik implisit maupun
eksplisit dengan mengingat faktor comparability dan consistency.
§ Praktek Akuntansi
Kebutuhan
dari pemakai laporan keuangan berbeda-beda sebagai contoh, kebutuhan dari
negara-negara common law yaitu Amerika Serikat dan negara-negara
persemakmuran Inggris yang berbeda dengan kebutuhan dari
negara-negara code law seperti Perancis, Italia, Jerman, Spanyol,
Belanda (Choi, et al., 1999), dan Akuntansi Perkoperasian di Indonesia
yang belum tentu dibutuhkan di Amerika Serikat (Arja Sadjiarto, 1999). Meskipun
banyak kritik terhadap standar akuntansi internasional, banyak pula dukungan
terhadap standar akuntansi internasional. Hal ini karena beberapa organisasi
peminjam internasional mendorong digunakannya standar akuntansi yang diterima
secara internasional dan badan-badan pengawas pasar modal internasional semakin
menuntut penggunan standar akuntansi internasional.
Tidak
dapat dipungkiri bahwa Amerika Serikat memiliki pengaruh yang cukup
besar dalam kancah internasional dan sangat kuat hampir di segala aspek
kehidupan. Kita sering mengalami kesulitan saat membedakan mana yang
internasional dan mana yang Amerika. Faktanya, dalam dunia akuntansi saat ini
standar akuntansi yang berlaku di Amerika Serikat disusun
oleh Financial Accounting Standards Board (FASB) dan telah
diikuti oleh beberapa negara, baik secara langsung maupun telah dimodifikasi.
Sementara itu, Internasional Accounting Standards (IASs), yang
dikeluarkan oleh International Accounting Standards
Committee (IASC), belum diikuti oleh semua negara, bahkan oleh
negara-negara anggota yang tergabung dalam IASC tersebut. Namun sejauh ini
yang menjadi leading dalam standar acuan
adalah International Financial Reporting Standards (IFRS) yang
dikeluarkan oleh International Accounting Standard
Board (IASB).
European
Union mengadopsi IAS/IFRS sejak bulan Juni tahun 2000 dan mewajibkan semua
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Eropa untuk menyusun laporan keuangan
berdasarkan IAS/IFRS. Pengadopsian IFRS kemudian diikuti oleh negara lain di
berbagai belahan dunia.
Di
Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) meresmikan (grand
launching) program konvergensi IFRS ke PSAK pada tanggal 23 Desember 2008
dan akan diberlakukan secara penuh pada tanggal 1 Januari 2012. Hoesada (2008,
dalam Nunik, 2010) menyatakan bahwa, konvergensi IFRS terhadap PSAK akan
menyebabkan PSAK yang tadinya ruled-based sekarang menjadi principle-based.
B. SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA
AMERIKA, JEPANG, CINA, INDIA, MEKSIKO
1. Sistem Akuntansi Keuangan Negara
AMERIKA SERIKAT
Regulasi
dan Pelaksanaan Akuntansi
Sistem
akuntansi di Amerika Serikat bersifat Common Law serta diatur oleh
sektor khusus yaitu Dewan Standart Akuntansi Keuangan (Financial
Accounting Standard Board- FASB), namun untuk kewenangannnya berada dibawah SEC
( Securities and Exchange Commisson). SEC memiliki kewenangan penuh untuk
menjelaskan standar akuntansi dan laporan perusahaan publik akan tetapi
bergantung pada sektor swasta dalam penerapan standarisasi tersebut.
Prinsip
Akuntansi yang Berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principles- GAAP)
terdiri atas seluruh standar akuntansi keuangan, regulasi, dan peraturan yang
harus dipatuhi dalam mempersiapkan laporan keuangan dengan komponen utama dari
GAAP ini adalah SFASs.
Pada
tahun 2002 FASB dan IASB menandatangani Norwalk Agreement dengan
tujuan untuk menghilangkan perbedaan yang muncul diantara standarisasi mereka
serta mengkoordinasikan agenda pengaturan standarisasi sehingga permasalahan
utama yang muncul dapat diselesaikan bersama. Pada tahun yang sama, tahun 2002
ditandatangani UU Sarbane-Oaxley Act yang secara signifikan
memperluas persyaratan AS dalam perusahaan pemerintah, laporan, penjelasan,
serta regulasi profesi audit.
Laporan Keuangan
Laporan
Keuangan di Amerika Serikat meliputi:
1. Laporan
Auditor Independen
2. Laporan
Manajemen
3. Laporan
Keuangan Primer (Laporan Laba-Rugi, laporan arus kas, neraca, laba-rugi
komprehensif, dan perubahan ekuitas pemegang saham)
4. Diskusi
Manajemen, Analisa hasil operasional, dan kondisi keuangan
5. Perbandingan
data keuangan selama 5 atau 10 tahun
6. Data
triwulan terpilih
7. Penjelasan
mengenai kebijakan akuntansi dengan dampak yang paling kritis pada laoran
keuangan
8. Catatan
atas laporan keuangan
Patokan Akuntansi
· Goodwill
dikapitalisasi sebagai selisih antara harga pasar yang dipertimbangkan dengan
harga pasar dibawah aset bersih yang diperoleh.
· LIFO
digunakan untuk tujuan kepentingan pajak.
· Persediaan
menggunakan metode FIFO, LIFO dan average.
· Penggabungan
bisnis dihitung seperti sebuah pembelian.
· Aset
berwujud dan tidak berwujud inilai dengan harga perolehan.
· Penyusutan
dan amorrtisasi ditentukaan dengan estimasi umur ekonomis.
· Biaya
penelitian dan pengembangan dibebankan saat terjadinya.
· Penyesuaian
mata uang asing megikuti persyaratan dari SFASs No.52 yang berdasarkan
pada tambahan fungsional mata uang asing untuk menentukan metodologi
penyesuaian pertukaran mata uang asing.
JEPANG
Pembukuan dan laporan
keuangan di Jepang menunjukkan adanya percampuran dari pengaruh
internasional dan domestik. Untuk memahami sistem pembukuan Jepang, kita harus
memahami historis Jepang, kebudayaan, dan praktik bisnis yang dijalankan.
Perusahaan Jepang memiliki keterkaitan terhadap ekuitas tersendiri, dan sering
kali bergabung dengan firma milik pribadi yang lain. Keterhubungan daerah
investasi industry konglomerat raksasa ini disebut keiretsu.
Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
Pemerintah
nasional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap akuntansi Jepang. Regulasi
akuntansi berdasarkan pada tiga badan hukum: undang-undang perusahaan
(companuy low), undang-undang pertukaran dan sekuritas (securities and exchange
law), dan undang-undang pajak penghasilan perusahaan (corporate income tax law).
Ketiga badan hukum tersebut saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain
yang disebut sebagai “sistem legal triangular.
Undang-undang
perusahaan diatur oleh Ministry of Justice (MOJ). Hukum tersebut
merupakan inti dari regulasi akuntansi di Jepang dan yang paling memiliki
pengaruh besar. Semua perusahaan yang didirikan berdasrkan undang-undang
perusahaan diwajibkan untuk memenuhi ketentuan akuntansi.
Berdasarkan Undang-undang
perusahaan, laporan keuangan serta jadwal yang mendukung pada perusahaan
kecil dan menengah merupakan subjek untuk audit hanya oleh auditor yang
berwenang. Baik auditor berwenang atau independen, keduanya harus
mengaudit laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan sesuai dengan
undang-undang pertukaran dan sekuritas
Auditor yang
berwenang tidak memerlukan kuallifikasi
profesional dan ditugasi oleh perusahaan secara penuh.
Audit berwenang biasanya fokus pada manajerial direktur
dan baik bekerja sesuai dengan kewenangannya tau tidak.
Auditor independen melibatkan pemeriksaan terhadap laporan
dan catatan keuangan, serta harus dilakukan oleh akuntan publik
bersertifikasi (certified public accountans - CPAs).
Laporan
Keuangan
Perusahaan yang telah bergabung di bawah
undang-undang perusahaan, dibutuhkan untuk mempersiapkan laporan yang berwenang
untuk disetujui pada saat rapat pemegang saham, yang isinya antara lain :
1. Laporan Laba
Rugi
2. Laporan atas
perubahan ekuitas pemegang saham
3.
Neraca
4. Jadwal terkait
5. Laporan bisnis
Patokan Akuntansi
Metode pooling
of interest (penyatuan saham) untuk bisnis gabungan digunakan pada situasi
tertentu saja di mana tidak ada perusahaan yang mengawasi perusahaan
lainnya. Sebaliknya, bisnis gabungan dihitung karenaadanya suatu pembelian. Goodwill dihitung
dengan dasar harga pasar aset bersih yang didapatkan dan diamortisasi lebih
dari 20 tahun atau kurang serta subjek terhadap tes penurunan nilai.
Metode
ekuitas sering digunakan dalam berinvestasi pada perusahaan
afiliasi ketika perusahaan induk memberikan pengaruh signifikan daripada
kebijakan finansial dan operasional. Metode ekuitas juga digunakan
untuk menghitung proyek gabungan, gabungan yang profesional tidak diperbolehkan.
Dibawah standar stimulasi mata uang, kewajiban, dan aset dari anak
perusahaan asing dihitung dengan tingkat kurs saat itu (akhir tahun),
pendapatan dan beban dalam rata-rata, serta penyesuaian pertukaran mata uang
asing berada dalam ekuitas pemegang saham.
Persediaan
yang harus dihitung apakah sesuai dengan biaya atau lebih rendah atau
nilai keuntungan bersih. LIFO, FIFO, serta metode biaya rata-rata semuanya
menerima metode cost flow (arus biaya), dengan rata-rata yang paling
populer. Investasi dalam saham dinilai pada harga pasar. Aset tetap dinilai
pada biaya dan didepresiasi yang berkenaan dengan hukum perpajakan.
Metode declining balance (saldo menurun) merupakan metode depresiasi
paling umum. Aset bersih juga diuji dengan adanya penurunan nilai.
Kontrak
sewa yang memindahkan kepemilikan terhadap penyewa dikapitalisasi. Sewa menyewa
keuangan lainnya mungkin kapitalisasi atau dianggap sebagai kontrak
operasional. Pajak tangguhan dipersiapan untuk perubahan sepanjang waktu dengan
menggunakan metode kewajiban. Kerugian bersyarat juga dipersiapkan
hingga terciptanya kemungkinan dan dapat diperkirakan. Dibutuhkan
cadangan : setiap tahunnya perusahaan harus mengalokasikan sejumlah
minimal 10 persen kas dividen dan bonus yang dibayarkan pada direktur dan
auditor berwang hingga cadangan mencapi 25 persen dari saham.
CINA
o
Pada akhir tahun 1970-an, pemimpin Cina
mulai menggerakkan ekonomi dari program terpusat gaya Soviet menuju sistem yang
lebih berorientasi pasar namun masih dalam kendali partai komunis.
o
Ekonomi Cina saat ini digambarkan
sebagai ekonomi hibrid, di mana negara bertugas untuk mengontrol komoditas dan
industri strategis, sementara industri lainnya seperti perdagangan dan sektor
swasta, ditumbuhkan dengan sistem berorientasi pasar.
o Melihat perkembangan sistem ekonomi yang
ada di Cina, maka sistem dan aturan akuntansi di Cina juga berubah seiring
adanya reformasi ekonomi yang terjadi.
Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
o
Pada tahun 1992, Departemen Keuangan
mengeluarkan Accounting Standards for Business Enterprises (ASBE).
o
ASBE adalah sebuah konsep kerangka kerja
yang dirancang untuk menuntun perkembangan standar baru akuntansi yang ada yang
pada akhirnya menyeragamkan praktik domestik dan menyeragamkan praktik
akuntansi Cina dengan praktik internasional.
o
Kemudian, pada tahun 1998 Cina
mendirikan sebuah Komite Standar Akuntansi Cina (The China Accounting Standards
Committee-CASC) sebagai lembaga yang memiliki kewenangan dalam departemen
keuangan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan standar akuntansi.
o
Pada akhirnya, tahun 2006 susunan baru
ASBE dikeluarkan, dan ASBE ini menyajikan ketentuan standar akuntansi Cina yang
pada hakikatnya sejalan dengan IFRS.
Pelaporan
Keuangan
Periode pembukuan yang diminta sesuai
dengan kalender tahunan. Laporan Keuangan terdiri atas :
1. Laporan
laba rugi
2. Laporan
perubahan ekuitas
3. Laporan
arus kas
4. Neraca
5. Catatan
Patokan
Akuntansi
- Biaya depresiasi didasarkan pada basis ekonomi.
- Kapitalisasi dan Uji penurunan nilai tahunan diberlakukan untuk mendapatkan goodwill.
- Penilaian persediaan menggunakan metode FIFO dan rata-rata.
- Untuk menghitung usaha gabungan menggunakan metode ekuitas.
- Penilaian aset menggunakan basis harga perolehan.
- Penggabungan usaha dicatat menggunakan metode pembelian.
INDIA
Regulasi
dan Pelaksanaan Akuntansi
o Akuntansi
dipengaruhi oleh bangsa inggris.
o Pengawasan
terhadap pasar modal ada pada Securities and Exchange Board of India (SEBI).
o Departemen
Urusan Perusahaan pada tahun 1956 memperbaharui Akta Perusahaan yang berisikan
Kitab Akuntansi. Menurut Akta tersebut, Kitab Akuntansi berisi :
a. Harus memberikan sudut pandang yang adil dan
sebenarnya menyangkut status urusan perusahaan.
b. Harus tetap pada basis akrual sesuai dengan
sistem akuntansi pencatatan ganda.
o
Standar Akuntansi India atau Indian
Accounting Standards (AS) diterbitkan oleh Dewan Akuntansi Standar (Accounting
Standards Board), Standart Asuransi dan Auditing atau (Auditing Assurance
Standards) diterbitkan oleh Dewan Audit dan Asuransi Standar.
o
Lembaga yang bertanggung jawab atas izin
profesi Akuntansi, pengembangan standar dan proses audit adalah The
Institute of Chartered Accountant of India. Institute tersebut berencana
untuk mengadopsi IFRS secara penuh tanpa modifikasi.
Pelaporan
Keuangan
1. Neraca dua
tahun
2. Kebijakan
Akuntansi dan Catatan
3. Laporan
Arus Kas
4. Laporan
Laba Rugi
Patokan
Akuntansi
o
Penggabungan.
o
Goodwill.
o
Dikapitalisasi, diamortisasi dan diuji
impairmentnya (pengurangannya).
o
Biaya persediaan dihitung yang lebih
rendah antara harga perolehan dan nilai yang dapat direalisasi, FIFO, dan
rata-rata.
o
Penilaian asset tetap memakai nilai
wajar dan harga perolehan, sedangkan asset tidak berwujud diamortisasi lebih
dari 10 tahun.
o
Sewa operasional dicatat sebagai biaya
dengan metode garis lurus.
o
Untuk penggabungan usaha tidak ada
standar akuntansinya, tetapi sebagian besar menggunakan metode pembelian, yang
disebut dengan amalgamation.
o
Sewa pembiayaan dikapitalisasi dalam
nilai lancar pasar dan didepresiasi terhadap masa penggunaan sewa
MESIKO
Regulasi
dan Pelaksanaan Akuntansi
Sistem akuntansi yang diterapkan negara
Meksiko adalah Code Law, dan standarisasi akuntansinya dikeluarkan
oleh Council for Research and Development of Financial Information
Standards (Consejo Mexicano Para La Investigacion y Dessarollo de
Normas de Informacion Financiera - CINIF).
Sedangkan untuk standarisasi proses
audit dikeluarkan oleh Mexican Institute of Public Accountants (Instituto
Mexicano de Contadores Publicos) melalui Auditing standards and Procedures
Commision. Sistem akuntansi di Meksiko menggunakan pendekatan sistem
Inggris-Amerika atau Anglo-Saxon, daripada pendekatan Eropa Kontinental.
Prinsip akuntansi di Meksiko tidak membeda-bedakan antara perusahaan
besar dan kecil, yang terutama dapat diaplikasikan ke semua bidang bisnis.
Laporan
Keuangan
Laporan keuangan di Meksiko harus
disesuaikan dengan tingkat inflasi yang sedang terjadi, dan harus meliputi :
1. Neraca
2. Laporan
perubahan posisi keuangan
3. Laporan
perubahan ekuitas pemegang saham
4. Laporan
Laba-Rugi
5. Catatan,
merupakan bagian yang melengkapi laporan perubahan posisi keuangan, yang
meliputi antara lain:
- Komitmen
untuk pembelian saham substansial atau dibawah hak kontrak
- Rencana
pensiun pegawai
- Kebijakan
akuntansi pada perusahaan
- Penjelasan
mendetail mengenai utang jangka panjang dan kurs mata uang asing
- Batasan
Dividen
- Ketersediaan
material
- Transaksi
dengan perusahaan sejawat
- Pajak
- Jaminan
Patokan
Akuntansi
o
Bisnis gabungan menggunakan metode
pembelian.
o
Sewa guna usaha termasuk ke dalam
operational lease atau financial lease.
o
Cadangan tak terduga tidak dapat
diterima oleh GAAP Meksiko.
o Biaya penelitian dibebankan saat
terjadinya, dan biaya pengembangan dikapitalisasi dan diamortisasi saat
kemungkinan teknologi hadir.
o
Kerugian bersyarat diakui ketika mungkin
terjadi dan dapat diukur.
o
Aset berwujud/ tidak berwujud
didepresiasi / diamortisasi berdasarkan masa manfaatnya (Biasanya tidak
lebih dari 20 tahun).
o
Pajak tangguhan disediakan dengan
menggunakan metode kewajiban.
o Goodwill merupakan kelebihan harga
pembelian terhadap nilai sekarang aset bersih yang didapatkan.
C.
STANDAR PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN SERTA PENERAPAN IFRS
1.
IFRS di Amerika, Eropa, dan Asia
Dalam penerapan IFRS setiap negara
mempunyai cara yang berbeda. Secara garis besar cara-cara yang dapat diambil
tersebut dapat dibagi menjadi standarisasi, harmonisasi dan konvergensi.
Standarisasi adalah penetapan aturan yang kaku, sempit dan terjadi penerapan
standar/aturan tunggal dalam segala situasi. Standarisasi tidak mengakomodasi
perbedaan-perbedaan antar negara, oleh karena itu sulit untuk diimplemantasikan
secara internasional (Tunggal, 2008).
IFRS (International Financial Reporting
Standards and Practices ) merupakan standar akuntansi internasional yang
diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar
Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh
empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional
(IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal
(IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC). IFRS juga merupakan
suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya berdasarkan
standar yang bisa diterima secara global. Jika sebuah negara beralih ke IFRS,
artinya negara tersebut sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang
akan membuat perusahaan (bisnis) bisa dimengerti oleh pasar dunia. IFRS diterbitkan
sebagai upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi
jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan.
Saat ini IFRS telah menjadi trend
topic yang hangat khususnya bagi para akuntan, auditor dan juga akademisi.
Kemunculan IFRS serta konvergensinya juga telah mengundang berbagai pendapat
ataupun persepsi dari semua pihak pemakai laporan keuangan termasuk didalamnya
adalah para akuntan pendidik, mahasiswa dan praktisi (auditor, akuntan).
Penelitian yang menggali persepsi terhadap konvergensi IFRS pun sudah banyak
dilakukan.
Prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda
antar negara mengakibatkan munculnya kebutuhan akan standar akuntansi yang
berlaku secara internasional. Oleh karena itu muncul organisasi yang bernama
IASB atau International Accounting Standar Board yang mengeluarkan
International Financial Report Standards (IFRS). IFRS merupakan standar tunggal
pelaporan akuntansi berkualitas tinggi dan kerangka akuntasi berbasiskan
prinsip yang meliputi penilaian profesional yang kuat dengan pengungkapan yang
jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi. IFRS seakan
menjawab segala permasalahan akan kredibilitas dan transparansi pelaporan
keuangan.
Adapun tujuan penerapan IFRS adalah:
(1)Memastikan bahwa laporan keuangan internal perusahaan mengandung informasi
berkualitas tinggi; (2)Transparansi bagi pengguna laporan dan dapat
dibandingkan sepanjang periode yang disajikan; (3)Dapat dihasilkan dengan biaya
yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna; dan (5)Meningkatkan investasi.
Ada beberapa alasan munculnya akuntansi internasional atau yang dikenal dengan
IFRS yaitu: (1)Semakin luasnya jangkauan perusahaan multi nasional; (2)Adanya
investasi dari dan ke luar negeri; (3)Fluktuasi keuangan yang menimbulkan
perubahan kurs valas; dan (4)Di dalam pasar modal USA yaitu NYSE (New York
Stock Exchange), dimana terdapat 1.200 perusahaan asing yang terdaftar.
Negara yang telah mengadopsi sistem IFRS
contohnya seperti:
Amerika: Usaha mengkonvergensi dengan IFRS meliputi: (a) Metode
akuntansi penggabungan usaha, goodwill yang timbul dari akuisisi, pencatatan
investasi dalam perusahaan asosiasi, penyusutan, akuntansi kemungkinan
kerugian, leases keuangan, pajak tangguhan dan pencadangan untuk perataan
penghasilan sudah sama dengan IFRS; (b) Penilaian asset, penilaian
persediaan berbeda dengan IFRS.
Belanda: Usaha mengkonvergensi dengan IFRS meliputi:
(a) Peraturan yang sudah sama tentang akuntansi penggabungan
usaha, pencatatan investasi untuk perusahaan asosiasi, penilaian asset,
penyusutan asset tetap, akuntansi kemungkinan kerugian, leases keuangan, pajak
tangguhan; (b) Peraturan yang belum sama tentang pencatatan goodwill,
penilaian persediaan, perataan penghasilan.
Inggris: Usaha mengkonvergensi dengan IFRS
meliputi: (a) Persamaan UKGAAP dengan IFRS tentang metode
penggabungan usaha, pencatatan investasi, penilaian asset, penyusutan,
penilaian persediaan, akuntansi kerugian, Lease, pajak yang ditangguhkan; (b) Perbedaan
dengan IFRS dalam hal perlakuan terhadap goodwill, adanya pencadangan
untuk perataan penghasilan.
Jepang: Usaha mengkonvergensi dengan IFRS
meliputi: (a) Praktek akuntansi yang sudah sama tentang metode
penggabungan usaha, pencatatan investasi, akuntansi kemungkinan kerugian,
leases, pajak yang ditangguhkan; (b) Praktek akuntansi yang belum
sama tentang goodwill, penilaian asset, penyusutan asset, penilaian
persediaan, cadangan perataan penghasilan
Perancis: Usaha mengkonvergensi dengan IFRS
meliputi: (a) Beberapa aturan yang sama dengan IFRS
adalah tentang metode penggabungan usaha, pencatatan invetasi,
penilaian persediaan; (b) Sedang yang belum sama
adalah tentanggoodwill, penilaian asset, penyusutan, leases, pajak yang
ditangguhkan, ada cadangan untuk perataan penghasilan.
Indonesia: Baru sedikit SAK di Indonesia yang sama
dengan IFRS, yaitu tentang penyusutan, akuntansi untuk kerugian, leases, pajak
yang ditangguhkan dan perataan penghasilan. Aturan yang lain belum sesuai
dengan IFRS
2.
Standar Pelaporan dan Pengungkapan
Dalam akuntansi keuangan dikenal adanya
standar yang harus dipatuhi dalam pembuatan laporan keuangan. Standar pelaporan
dan pengungkapan suatu laporan keuangan, menentukan jenis informasi dan
bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan.
Suatu informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan Laba/
Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan (Chariri,
2009).
Laporan keuangan merupakan bahasa yang
digunakan oleh komunitas bisnis. Bahasa bisnis tersebut disusun berdasarkan
standar yang merupakan aturan-aturan pengukuran untuk laporan keuangan. Dalam
perkembangannya, terdapat banyak dan berbedanya standar yang berlaku sehingga
menimbulkan masalah keterbandingan laporan keuangan.
Agar pemahaman laporan keuangan menjadi
lebih mudah, maka perlu ditetapkannya suatu aturan atau standar yang seragam.
Atas dasar hal tersebut muncullah isu konvergensi. Dengan adanya konvergensi
diharapkan dapat menjembatani persepsi yang keliru dalam mengartikan laporan
keuangan karena semua negara aturannya seragam dengan pemahaman yang sama.
Dengan konvergensi maka tidak ada lagi persepsi yang salah dalam menginterpretasikan
laporan keuangan.
Dengan demikian, pengguna laporan
keuangan dapat dengan mudah membandingkan informasi keuangan entitas
antarnegara di berbagai belahan dunia. Atas dasar hal tersebut muncullah
isu konvergensi. Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu keadaan menuju satu
titik pertemuan atau memusat. Konvergensi standar akuntansi pada dasarnya
adalah penyamaan bahasa bisnis.
Setiap negara memiliki lembaga pengatur
standar pelaporan keuangan. Indonesia memiliki Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
yang mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sebagai
satu-satunya standar yang diterima sebagai “bahasa bisnis”
perusahaan-perusahaan di Indonesia. Amerika Serikat memiliki Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP) yang dirilis oleh Financial
Accounting Standard Board (FASB). Uni Eropa memiliki International
Accounting Standard (IAS) yang dikeluarkan oleh International Accounting
Standard Board (IASB). Sejak 2008, diperkirakan ada sekitar 80 negara
mengharuskan perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek global menerapkan
IFRS dalam mempersiapkan dan mempresentasikan laporan keuangan.
Referensi
Arja
Sadjiarto, 1999. “Akuntansi International : Harmonisasi Versus
Standarisasi”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 1, No.2 : 144 – 161. Universitas
Kristen Petra. (Diakses pada, 24 Maret 2016. 16:12 WIB).
Choi,
Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller. 2005. Akuntansi Internasional – Buku
1. Jakarta: Salemba Empat.
Dewi
Sri Marasanti. Dampak Konvergensi Standar Pelaporan Keuangan Internasional
Terhadap Bisnis dan Pendidikan Indonesia. Politeknik Negeri Semarang. (Diakses
Pada, 24 Maret 2016. 18:53 WIB).
Dr.
Agus Purwanto, SE., Msi., Akt dan Murni Ana Sulfia Situmarong, 2009. “Transisi
Menuju IFRS dan Dampaknya Terhadap Laporan Keuangan : Studi Empiris Pada
Perusahaan Yang Listing di BEI”. Universitas Diponegoro. (Diakses
pada, 24 Maret 2016. 15:21 WIB).
Ferry
Danu Prasetya. Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia-Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi-Vol, No.4, Juli 2012. Unika Widya Mandala Surabaya.
(Diakses pada, 24 Maret 2016. 17:34 WIB).
Heri
Sukendar, W, 2009. “Konvergensi Standar Laporan Keuangan Ke
Standar Pelaporan Keuangan International, Apa dan Bagaimana”, Journal
The Winners, Vol. 10 No.1 : 10-21. Universitas Bina Nusantara.(Diakses pada, 24
Maret 2016. 16:20 WIB).
Indhira
Kuspratiwi. Pengaruh Konvergensi IFRS dan Kepemilikan Saham Asing Terhadap
Konservatisme Akuntansi. Universitas Sebelas Maret. (Diakses Pada, 24 Maret
2016. 15:42 WIB).
Intan
Immanuela. “Adopsi Penuh dan Harmonisasi Standar Akuntansi Internasional”.
Universitas Widya Mandala Madiun. (Diakses pada, 24 Maret 2016. 19:05 WIB).
Lea
Emilia Farida dan Sirajudin, 2011. “Tinjauan Terhadap Konvergensi IFRS
(International Financial Reporting Standarts) Dengan PSAK (Pedoman Standar
Akuntansi Keuangan) Di Indonesia”, Jurnal INTEKNA, Tahun XI, No. 1 : 98 –
102. Politeknik Negeri Banjarmasin. (Diakses pada, 25 Maret 2016. 19:29
WIB).
Natalia
Titiek Wiyani, S.Pd. Standarisasi, Harmonisasi dan Konvergensi IFRS (International
Finance Reporting Standar and Practices). (Diakses Pada, 25 Maret 2016. 10:10
WIB)
Santyani
Sinaga, Wahyudin Nor, dan Eva Wulandari, 2015. “Perbedaan Persepsi Akuntan
Pendidik, Mahasiswa dan Praktisi terhadap Konvergensi International Financial
Reporting Standards (IFRS) di Indonesia”. Universitas Sumatera
Utara. (Diakses pada, 25 Maret 2016. 17:14 WIB).
Zebua.
2008. Akuntansi Internasional. Jakarta : Mitra Wacana Media.
Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Akuntansi Internasional
Ditulis
oleh : A.
Anggraini
Dosen
: Jessica Barus
UNIVERSITAS
GUNADARMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar